Sholat Jamaah

Panduan lengkap tentang sholat berjamaah: pengertian, hukum, ketentuan imam dan makmum, susunan shaf, halangan, dan tata cara pelaksanaan.

Indahnya Kebersamaan dengan Berjamaah – Ketentuan Sholat Berjamaah

INDAHNYA KEBERSAMAAN DENGAN BERJAMAAH

Pengertian dan Hukum Sholat Berjamaah

Sholat berjamaah ialah sholat yang dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, seorang menjadi imam (pimpinan) dan yang lainnya menjadi makmum (pengikut). Hukumnya sunnah muakkad (= sangat dianjurkan). Sholat berjamaah lebih utama daripada sholat munfarid (sendirian), dengan perbandingan 27 derajat lawan 1 derajat. Artinya, orang yang melakukannya secara berjamaah akan memperoleh pahala 27 derajat, dan yang melakukannya secara munfarid (sendirian) memperoleh satu derajat.

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَ عِشْرِيْنَ دَرَجَةً . (مُتَّفَقٌ عَلَيْه)
Artinya: “Sholat berjamaah lebih baik daripada sholat sendirian, dengan 27 derajat”. (Muttafaq ‘Alaih)

Sholat berjamaah boleh dilakukan dimana saja, baik di masjid, musholla, kantor, rumah, lapangan, maupun tempat-tempat suci lainnya. Namun sholat jamaah lebih baik dilakukan didalam masjid atau musholla. Sholat berjamaah sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

  1. Ada imam.
  2. Makmum berniat untuk mengikuti imam.
  3. Sholat dikerjakan dalam satu tempat/majelis.
  4. Sholat makmum sesuai dengan sholatnya imam.

Sebelum sholat berjamaah dilakukan, ada dua hal yang disunnahkan, yaitu mengumandangkan adzan dan iqomah terlebih dahulu.

Sholat berjamaah tidak hanya meningkatkan pahala, tetapi juga mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan antara sesama muslim. Melalui sholat berjamaah, kita belajar untuk disiplin, mengikuti pemimpin, dan bekerja sama dalam kebaikan.

Ketentuan Menjadi Imam

Kriteria orang yang berhak menjadi imam. Pada prinsipnya, siapapun boleh menjadi “imam”. Hanya saja, karena imam itu merupakan “panutan”, maka dia sebaiknya dipilihkan dari orang-orang yang terbaik dari jamaahnya, serta memenuhi kriteria sebagai berikut secara urut:

  1. Orang yang terbaik bacaan Al-Qur’annya, lebih utama jika banyak hafalan surat/ayat al-Qur’annya.
  2. Orang yang lebih banyak mengetahui dan mengerti tentang seluk beluk ibadah sholat.
  3. Orang yang lebih tua usianya, atau dituakan di kalangan jamaah.
  4. Tuan rumah lebih utama daripada tamunya.
  5. Kaum lelaki lebih berhak menjadi imam daripada perempuan.

Syarat-syarat menjadi imam:

۱- مامڤو مٓمباڇا اَلْقُرْآن دٓڠان بايك \ فاصيح مٓلٓبيهي مأموم.
٢- مٓڠٓتاهوي شَراط, روكون, سُنَّةْ, & هال-هال ياڠ مٓمباتالكان صلاة.
٣- بٓروسيا باليغ دان بٓر عَقَلْ سٓهات.
٤- بٓرديري دي ڤوسيسي ڤاليڠ دٓڤان
٥- هاروس لٓلاكي جيكا مأمومۑا تٓرديري داري لٓلاكي دان ڤٓرٓمڤوان. جيكا مأمومۑا سٓموا ڤٓرٓمڤوان ماكا ايمامۑا بوليه ڤٓرٓمڤوان.

Terjemahan:

  1. Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik/fasih untuk memimpin makmum.
  2. Mengetahui syarat, rukun, sunnah, & hal-hal yang membatalkan sholat.
  3. Merupakan orang yang sudah baligh dan berakal sehat.
  4. Berdiri di posisi paling depan.
  5. Harus laki-laki jika makmumnya terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jika makmumnya semua perempuan maka imamnya boleh perempuan.
Ketentuan Menjadi Makmum

Syarat-syarat menjadi makmum:

۱- مَأْمُومْ واجيب بٓرنيات مٓنجادي مَأْمُومْ
٢- مَأْمُومْ واجيب مٓڠيكوتي ݤٓراك- ݤٓريك إيمام
٣- مَأْمُومْ مٓڠٓتاهوي (مٓليهات) ݤٓراك- ݤٓريك إيمام, بايق سٓڇارا لاڠسوڠ ماوڤون دٓڠان ڇارا مٓليهات مأْموم دي دٓڤانۑا.
٤- مأْموم دان إيمام بٓرادا ديدالام ساتو تٓمڤات.
٥- مأْموم تيداء بوليه مٓنداهولوي إيمام, بايق دالام ݤٓراكان\ڤٓربواتان, باڇاأن صلاة, ماوڤون تٓمڤات بٓرديريۑا
٦- ڇارا\صيفات صَلاتۑا مأْموم هاروس ساما دٓڠان صلاة ايمام. صلاة ياڠ تيداء ساما صيفات\ڇاراۑا, سٓڤٓرتي: صلاة فَرْضُو ٥ واقتو & صلاة سُنَّة ڤادا اومومۑا ايتو بٓربٓدا ڇارا\صيفاتۑا دٓڠان صلاة جٓنازَة, صلاة ݤٓرهانا دان صلاة عيد.
٧- لٓلاكي تيداء بوليه بٓر مأموم كٓڤادا ايمام ڤٓرٓمڤوان.

Terjemahan:

  1. Makmum wajib berniat menjadi makmum.
  2. Makmum wajib mengikuti gerak-gerik imam.
  3. Makmum mengetahui (melihat) gerak-gerik imam, baik secara langsung maupun dengan cara melihat makmum di depannya.
  4. Makmum dan imam berada dalam satu tempat.
  5. Makmum tidak boleh mendahului imam, baik dalam gerakan/perbuatan, bacaan sholat, maupun tempat berdirinya.
  6. Cara/sifat sholatnya makmum harus sama dengan sholat imam. Sholat yang tidak sama sifat/caranya, seperti: sholat fardhu 5 waktu & sholat sunnah pada umumnya itu berbeda cara/sifatnya dengan sholat jenazah, sholat gerhana dan sholat id.
  7. Laki-laki tidak boleh menjadi makmum kepada imam perempuan.
Macam-macam Makmum

Makmum dalam sholat berjamaah ada 2 macam, yaitu:

  1. Makmum Muwafiq, yaitu makmum yang dapat mengikuti imam secara sempurna sejak rekaat pertama sampai rekaat terakhir.
  2. Makmum Masbuq, yaitu makmum yang datang terlambat (ketinggalan) dan mengikuti imam setelah imam berdiri dari rukuk pada rekaat pertama dan berikutnya.

Tatacara sholat makmum masbuq seperti yang disabdakan oleh Nabi:

إِذَا جَاءَ اَحَدُكُمْ الصَّلَاةَ وَ نَحْنُ سُجُودٌ فَاسْجُدُوْا وَلَا تَعُدُّوْاهَا شَيْئًا. وَمَنْ أَدْرَكَ الرُّكُوْعَ فَقَدْ أَدْرَكَ الرَّكْعَةَ. (رَوَاهُ اَبُو دَاوُد)
Artinya: “Jika seseorang di antara kamu mendatangi sholat sedang kami sujud, maka segeralah sujud, dan jangan kalian hitung satu raka’at. Barangsiapa yang mendapatkan rukuk bersama imam, maka ia mendapatkan satu raka’at”. (HR. Abu Dawud)

Bagi makmum masbuq, disunnahkan untuk melengkapi rakaat yang tertinggal setelah imam memberi salam. Makmum masbuq juga disunnahkan untuk tidak berdiri langsung setelah imam salam, tetapi duduk sejenak hingga imam selesai salam kedua.

Susunan Shof Makmum dalam Sholat Berjamaah
  1. Makmum Seorang diri.
    Jika makmumnya lelaki, Posisinya dibelakang sedikit sebelah kanan imam. Jika perempuan, Posisinya dibelakang agak jauh sebelah kiri imam.
  2. Makmum lebih dari satu orang.
    Posisi berdiri mereka dibelakang imam.
  3. Makmum terdiri dari Seorang lelaki dan seorang perempuan.
    Posisi makmum lelaki dibelakang sedikit sebelah kanan imam. Sedangkan makmum perempuan berada di sebelah kiri makmum lelaki agak ke belakang.
  4. Makmum terdiri kaum lelaki, kaum perempuan, Dan anak-anak
    Shof-shof sholat dibagi 3 bagian:
    • Shof bagian depan: diisi Kaum lelaki
    • Shof bagian tengah: anak-anak. (anak lelaki di depan anak perempuan).
    • Shof bagian belakang: diisi kaum perempuan.
Susunan Shof Sholat Berjamaah
Ilustrasi susunan shof dalam sholat berjamaah
Halangan Sholat Berjamaah

Hal-hal yang menyebabkan orang boleh meninggalkan Sholat berjamaah (alias boleh sholat sendirian), apabila dalam kondisi sebagai berikut:

  1. Hujan yang mengakibatkan susah menuju ke tempat Sholat berjamaah.
  2. Angin kencang yang sangat membahayakan, jika pergi berjamaah.
  3. Sakit yang mengakibatkan susah berjalan menuju ke tempat Sholat berjamaah.
  4. Sangat ingin buang air besar atau buang air kecil.
  5. Karena baru makan makanan yang baunya sukar dihilangkan, seperti bawang, petai, dan jengkol.

Meskipun ada beberapa halangan yang memperbolehkan sholat sendirian, namun tetap dianjurkan untuk berusaha melaksanakan sholat berjamaah jika memungkinkan. Sholat berjamaah memiliki keutamaan yang sangat besar, baik dari segi pahala maupun dari segi sosial keagamaan.

Kaifiyat (Tatacara Pelaksanaan) Sholat Berjamaah

Persiapan Sholat Berjamaah

Sebelum memulai sholat berjamaah, hendaklah melakukan hal-hal sebagai berikut, dengan urutan:

  1. Salah seorang makmum mengumandangkan adzan terlebih dahulu.
  2. Imam dan makmum sebaiknya melakukan sholat sunnah qobliyah.
  3. Mu’adzin mengumandangkan iqomah.
  4. Imam mengambil tempat di depan, sedangkan makmum di belakangnya.
  5. Sambil menghadap ke makmum, Imam memerintahkan makmum agar meluruskan dan merapakan shof (barisan) sholatnya.
سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصُّفُوْفِ مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ . (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: “Luruskan shaf/barisan kalian. Karena lurusnya shaf/barisan itu merupakan kesempurnaan sholat berjamaah”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Pelaksanaan Sholat Berjamaah

Tatacara & urutan sholat dalam sholat berjamaah dan sholat sendirian (munfarid) sebenarnya sama. Hanya ada beberapa perbedaan, yaitu:

  1. Imam memulai sholat dengan melafalkan niat sholat jadi imam, diteruskan takbirotul ihrom. Kemudian diikuti oleh makmum.
  2. Imam menyaringkan bacaan takbirotul ihrom, takbir intiqol (takbir perpindahan gerakan), ta’min (Aamiin), tasmi’ (sami’alloohu liman hamidah) dan salam. Demikian pula makmum yang mengiringi bacaan tersebut.
  3. Imam menyaringkan bacaan surat Al-Fatihah dan surat/ayat-ayat Al-Qur’an pada rekaat 1 & 2 sewaktu melakukan sholat berikut: maghrib, isya’, shubuh, jum’at, idul fitri & adh-ha, tarawih, witir, gerhana. Kemudian diiringi oleh bacaan makmum, tetapi tidak dinyaringkan.
  4. Makmum harus mengikuti seluruh gerakan imam, dan tidak boleh mendahuluinya.
  5. Jika imam lupa melakukan kesalahan di tengah sholatnya, maka makmum mengingatkannya dengan cara: (1) mengucapkan tasbih (Sub-hanalloh) secara keras bagi makmum lelaki, dan (2) menepukkan telapan tangan ke paha / tangan kirinya, bagi makmum perempuan.
  6. Setelah selesai sholat, imam membaca dzikir dan doa ba’da sholat bersama-sama dengan makmum, atau boleh dilakukan sendiri-sendiri.

Sholat berjamaah adalah ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain mendapatkan pahala yang berlipat, sholat berjamaah juga dapat mempererat tali persaudaraan antara sesama muslim. Melalui sholat berjamaah, kita belajar untuk disiplin, mengikuti pemimpin, dan bekerja sama dalam kebaikan.


Eksplorasi konten lain dari Pustaka Cerdas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Ahmad Al Fatih
Ahmad Al Fatih
Articles: 57

Tinggalkan Balasan