Pengertian Iman kepada Kitab Allah
Secara etimologi (pengertian bahasa), kitab artinya buku. Sedangkan secara terminologi (istilah), Kitab Allah ialah buku kumpulan wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul melalui malaikat Jibril untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia.
Pengertian Iman kepada Kitab Allah berarti meyakini dan mempercayai bahwa Allah SWT menurunkan wahyu kepada para Nabi dan Rasul melalui perantaraan malaikat Jibril, yang terkumpul dalam Kitab suci (Buku bacaan suci) untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia.
Kaum muslimin wajib ‘ain mengimani Kitab-kitab Suci agama samawi yang diturunkan Allah SWT dan dilarang mengimani kitab-kitab suci agama ardhi yang bersumber dari pikiran manusia.
Kaum muslimin wajib beriman bahwa Kitab-kitab Allah SWT itu bukan buatan manusia dan bukan karangan para Nabi dan Rasul, akan tetapi benar-benar wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul.
Agama Dan Kitab Suci
Kitab suci merupakan ciri khas dari keberadaan suatu agama. Agama yang tidak memiliki kitab suci tidak dapat disebut agama. Seluruh agama di dunia ini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni Agama Samawi dan Agama Ardhi.
1). Agama Samawi (agama langit)
Disebut juga Agama Wahyu atau Agama Semit. Sesuai dengan namanya, agama ini bersumber pada wahyu yang diturunkan Allah SWT (dari langit) kepada para Nabi dan Rasul-Nya untuk disebarluaskan kepada umat manusia. Agama ini berpokok pada konsep Keesaan Allah SWT, sehingga disebut juga Agama Monotheisme atau Agama Tauhid. Dalam perkembangannya, agama ini terbagi menjadi tiga agama besar.
2). Agama Ardhi (agama bumi)
Disebut juga Agama bukan wahyu atau Agama Budaya. Sesuai dengan namanya, agama ini bersumber pada hasil cipta-rasa-karsa manusia, dan tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah SWT (dari langit), serta tidak mengenal adanya Nabi dan Rasul. Agama ini mengajarkan adanya banyak tuhan (politheisme), bertuhankan kepada selain Allah SWT seperti patung-berhala (paganisme), manusia, jin, thaghut.
Cara Mengimani Kitab-Kitab Allah SWT
Cara mengimaninya ada dua macam:
a. Cara mengimani kitab-kitab suci Allah sebelum Al-Qur’an
- Meyakini bahwa Kitab-kitab tersebut benar-benar wahyu Allah dan bukan karangan para Nabi-Rasul.
- Wajib mengimani kebenaran isi kandungannya secara ijmali (garis besar), dan tidak dituntut untuk mempelajari atau mengetahuinya secara tafshili (rinci, detail).
- Ajaran syari’at para nabi terdahulu sudah diganti dengan syariat Islam yang terkandung didalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, kita tidak boleh mengamalkan ajaran syari’at para nabi yang terkandung dalam kitab suci mereka.
b. Cara mengimani kitab suci Al-Qur’an
- Meyakini bahwa kitab suci Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah SWT, bukan karangan Nabi Muhammad SAW.
- Meyakini bahwa isi kandungan Al-Qur’an dijamin keaslian dan kebenarannya.
- Senang membaca, mempelajari dan memahami isi kandungan Al-Qur’an.
- Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Kitab-Kitab Suci Allah SWT
Pengertian Kitab dan Shuhuf
Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul itu ada yang mereka hafal saja tetapi tidak ditulis, dan ada yang mereka hafal sekaligus mereka tulis. Wahyu Allah SWT yang sempat mereka tulis tersebut ada yang disebut Kitab dan ada yang disebut Shuhuf.
Perbedaannya: Kitab berisi kumpulan tulisan wahyu Allah dalam bentuk buku (dijilid), sedangkan Shuhuf berisi tulisan wahyu dalam bentuk brosur atau lembaran-lembaran terpisah (tak dijilid). Dan dilihat dari segi isinya, Kitab isinya lebih lengkap daripada Shuhuf.
Macam-Macam Kitab dan Shuhuf, beserta Isi Kandungannya
Keseluruhan Kitab dan Shuhuf yang pernah diturunkan Allah SWT kepada para Nabi sangat banyak jumlahnya. Kita hanya dituntut untuk mengetahui 4 buah Kitab Suci yang meliputi Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur’an, serta mengetahui 2 buah Shuhuf sebagaimana yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Artinya: “Sesungguhnya ini terdapat dalam lembaran-lembaran yang pertama (yaitu) lembaran-lembaran Ibrahim dan Musa.”
Sesuai dengan keterangan Menurut Hadis Nabi, bahwa Shuhuf yang pernah diturunkan Allah SW ada 100 shuhuf (lembar), yaitu:
- 30 shuhuf miliknya Nabi Idris
- 50 shuhuf miliknya Nabi Syits (putra Nabi Adam)
- 10 shuhuf miliknya Nabi Ibrahim
- 10 shuhuf miliknya Nabi Musa (selain Kitab Taurat)
Isi kandungan Kitab-kitab Suci dan Shuhuf secara garis besar (ijmali), adalah mengajarkan aqidah Tauhid (monotheisme) yang benar dan murni, yaitu mengajarkan agar hanya menyembah Allah SWT dan melarang menyekutukan-Nya dengan Thoghut (syetan dan apa saja yang dianggap tuhan selain Allah SWT). Di samping itu juga berisi hukum syariat sesuai dengan kondisi umatnya.
Dengan demikian, jika ada kitab Suci agama samawi (Taurot, Zabur, Injil) yang isi kandungannya menyimpang dari aqidah Tauhid, misalnya mengakui adanya tuhan selain Allah SWT, maka jelaslah bahwa kitab tersebut tidak asli dari wahyu Allah SWT, akan tetapi bikinan manusia, sehingga kaum muslimin tidak boleh mengimaninya.
Kitab Taurat
Taurot adalah kitab suci Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., agar disampaikan kepada umatnya dari kalangan bani Israil.
Isi pokok kandungan kitab Taurot ialah “Sepuluh hukum Allah” (The ten comandement) yang diterima Nabi Musa di bukit Sinai (Thur sina). Kesepuluh perintah Allah ini semuanya sesuai dengan ajaran Al-Qur’an, kecuali perintah “mensucikan hari sabtu”. Selain itu, kitab Taurot juga berisi tatacara beribadah, berqurban, dan lain-lain.
Kesepuluh hukum Allah tersebut adalah sebagai berikut:
- Perintah mengakui Keesaan Allah SWT
- Larangan menyembah thoghut (setan, patung atau tuhan selain Allah)
- Larangan menyebut nama Allah SWT dengan sia-sia
- Perintah mensucikan hari sabtu
- Perintah menghormati bapak-ibu
- Larangan membunuh sesama manusia
- Larangan berzina
- Larangan mencuri
- Larangan menjadi saksi palsu
- Larangan menyambil atau menguasai isteri atau hak orang lain.
Namun yang patut kita sayangkan ialah, bahwa setelah Nabi Musa wafat, sebagian besar isi kitab Taurot diubah dan dipalsu oleh para rahib (pendeta) Yahudi, sebagaimana yang disinggung Allah didalam QS Al-Maidah ayat 15, Q.S. Al-An’am ayat 91, QS Al-Baqarah ayat 75, QS An-Nisa’ ayat 46.
Kitab Zabur
Kitab Zabur merupakan kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada nabi Dawud a.s, agar disampaikan kepada umatnya dari kalangan bani Israil.
Kitab Zabur berbahasa Ibrani (Hebrew), berisi Mazmur (nyanyian pujian kepada Allah) yang melukiskan berbagai nikmat Allah kepada Bani Israil. Juga berisi dzikir, doa, nasehat dan kata-kata hikmah. Kitab ini sama sekali tidak berisi syari’at, karena Nabi Dawud diperintahkan Allah SWT untuk mengikuti syari’at Nabi Musa.
Kitab Injil
Kata Injil semula dari bahasa Yunani “evangelion” yang berarti kabar gembira, kemudian masuk kedalam bahasa arab menjadi “injil”. Dikatakan sebagai kabar gembira, karena Nabi Isa a.s. memberitakan kabar gembira kepada kaumnya tentang akan datangnya seorang Nabi akhir zaman yang diutus Allah SWT untuk seluruh umat manusia, yang bernama Ahmad atau Muhammad SAW.
Kitab Injil yang asli berbahasa Aramea (Aramaic) dan berisi kumpulan wahyu yang diterima Nabi Isa. Beliau mengajarkan Injil kepada para murid (Al-Hawariyyun) dan bani Israil selama 3 tahun, sampai beliau diangkat dan diselamatkan Allah ke langit dari kejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya, akibat pengkhianatan seorang muridnya yang bernama Yudas Iskariot.
Kitab Injil berisi ajaran agar umatnya membersihkan jiwanya dari kotoran nafsu duniawi dengan cara berpola hidup Zuhud, yakni pola hidup yang tidak mengutamakan kesenangan duniawi. Seperti halnya kitab Zabur, kitab Injil tidak mengubah hukum dalam kitab Taurat, karena Nabi Isa diperintahkan mengikuti syari’at Nabi Musa.
Pada perkembangan berikutnya, Kitab Injil ini diubah dan dipalsukan oleh umatnya. (Baca QS Al-Maidah ayat 15), sehingga Kitab Injil yang beredar sekarang ini dan menjadi pegangan orang nasrani sudah tidak asli lagi. Bahkan Kitab Injil yang beredar sekarang ini merupakan karangan 4 orang, yang berisi kisah atau laporan tentang kehidupan dan ajaran Nabi Isa, serta doktrin trinitas dari Paulus. Keempat kitab Injil tersebut meliputi:
- Injil Matius. Dikarang oleh Santo Matius, seorang Yahudi yang semula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.
- Injil Markus. Ditulis oleh Markus. Semula ia beragama Yahudi, lalu masuk agama Kristen. Ia mati dibunuh para penyembah berhala di Mesir pada tahun 62 M.
- Injil Lukas. Dikarang oleh Lukas, seorang tabib asal Antiokia-Yunani. Ia adalah murid Paulus, pendiri agama Kristen. Kedua orang (Lukas dan Paulus) ini belum pernah bertemu dengan Nabi Isa.
- Injil Yahya atau Yohanes. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil ini ditulis oleh Yahya pada tahun 100 M. Isinya secara tegas mengajarkan Ketuhanan Yesus Kristus (Nabi Isa).
Keempat Injil tersebut lalu disahkan oleh sidang Synode (Muktamar gereja-gereja) yang diadakan oleh Kaisar Romawi Constantinus di kota Nicea (daerah Asia Kecil, dekat Konstantinopel) pada tahun 325 M. Sedangkan puluhan Injil lainnya dianggap sebagai Injil Apocrypha (tidak sah), karena tidak mengajarkan doktrin trinitas (yaitu Tuhan terdiri dari tiga oknum, meliputi Tuhan Bapa Allah, Tuhan Putra Yesus Kristus, dan Rohul Kudus). Diantara Injil yang dianggap tidak sah oleh pihak Gereja tersebut adalah kitab Injil Barnabas, yang Isi kandungannya ternyata banyak kesamaannya dengan isi Al-Qur’an, diantaranya berisi informasi tentang akan datangnya seorang Nabi Akhir Jaman yang berasal dari keturunan Nabi Ismail, yang bernama Ahmad atau Muhammad SAW.
Kitab Al Qur’an
Pengertian
Kitab suci Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, diantaranya:
- الذّكْر (Adz-Dzikr), artinya peringatan
- الفُرْقَان (Al-Furqan), artinya pembeda antara yang hak dan yang batil.
- الكِتَاب / كِتابُ الله (Al-Kitab / Kitabullah), artinya kumpulan wahyu dari Allah
- النُّورْ (An-Nur), artinya cahaya
- البُرْهَانْ (Al-Burhan), artinya bukti kebenaran dari Allah.
Sejarah Turunnya Al-Qur’an
Wahyu Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril adalah ayat 1-5 surat Al-‘Alaq, ketika beliau sedang ber-tahannuts (berkholwat, menyendiri) di Gua Hira’ (Jabal Nur) di malam hari pada tanggal 17 Ramadhan tahun 13 sebelum hijrah, bertepatan dengan tanggal 6 Agustus tahun 610 M. Peristiwa turunnya Al-Qur’an pertama kali ini lalu dikenal dengan istilah Nuzulul Qur’an (نُزُولُ الْقُرآن).
Sedangkan ayat terakhir turun ialah ayat 3 surat Al-Maidah pada waktu Rasululloh sedang melakukan Wuquf di ‘Arafah tanggal 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah (633 M) ketika Haji Wada’.
Seluruh isi Al-Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6666 ayat, yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
Ketigapuluh juz tersebut diturunkan secara berangsur-angsur didalam dua periode selama kurang lebih 23 tahun, atau tepatnya selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
a. Periode Makkah
Yakni ketika Nabi Muhammad SAW menetap di kota Makkah selama kurang lebih 13 tahun atau 12 tahun 5 bulan 13 hari. Yang turun sebanyak 91 surat. Ayat atau surat yang diturunkan di Makkah ini disebut ayat/surat Makkiyyah (مَكِّيَّةْ).
Ciri-ciri ayat/surat Makkiyyah:
- Ayat/suratnya pendek-pendek
- Dimulai dengan: “Yaa Ayyuhan-naasu….” (Wahai manusia ….)
- Pada umumnya mengajarkan masalah keimanan (ajaran tauhid, janji dan ancaman, hari kiamat), akhlak dan sejarah umat jaman dahulu.
b. Periode Madinah
Yakni setelah Nabi Muhammad SAW hijrah dan menetap di kota Madinah selama kurang lebih 10 tahun, atau 9 tahun 9 bulan 9 hari. Yang turun sebanyak 23 surat atau 1/3 dari keseluruhan surat Al-Qur’an.
Ayat atau surat yang turun di Madinah ini disebut ayat atau surat Madaniyyah (مَدَنِيَّةْ).
Ciri-ciri ayat/surat Madaniyyah:
- Ayat/suratnya panjang-panjang.
- Dimulai dengan: “Yaa ayyuhalladziina aamanuu…” (Wahai orang-orang yang beriman….)
- Pada umumnya berisi ajaran tentang hukum syari’at dan mu’amalat (aturan kemasyarakatan)
Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur antara lain:
- Agar lebih mudah dimengerti maknanya dan mudah dilaksanakan dalam kehidupan.
- Agar mudah dihafalkan.
- Di antara ayatnya ada yang bersifat nasikh (menghapus) dan ada yang mansukh (dihapus).
- Turunnya ayat selalu berkaitan dengan peristiwa/kejadian tertentu (asbabunnuzul), sehingga hal ini akan lebih berkesan dan berpengaruh pada hati manusia.
- Diantara ayat-ayatnya ada yang merupakan jawaban dari suatu pertanyaan atau penolakan terhadap suatu pendapat. Hal ini tidak akan terlaksana jika Al-Qur’an diturunkan sekaligus.
Cara Dan Kondisi Al-Qur’an Diturunkan
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril dengan beberapa cara dan keadaan sebagai berikut:
- Malaikat Jibril meresapkan wahyu Al-Qur’an kedalam hati Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini beliau SAW tidak melihat kehadiran Jibril, namun merasakan bahwa wahyu sudah berada didalam hatinya.
- Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau SAW berupa seorang lelaki tampan, lalu menyampaikan wahyu sampai beliau hafal benar.
- Malaikat Jibril menampakkan diri kepada beliau SAW dalam bentuk aslinya, lalu menyampaikan wahyu kepadanya.
- Wahyu datang kepada beliau SAW seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini beliau rasakan sangat berat. Tidak jarang sampai kening beliau berkeringat, meski saat itu di musim dingin.
Isi Kandungan Dan Keistimewaan Al-Qur’an
Menurut pendapat Syaikh Muhammad Abduh, seluruh isi pokok Al-Qur’an terkandung didalam surat Al-fatihah. Karena itu sangat beralasan jika Al-Fatihah disebut sebagai Ummul Kitab (induk Kitab Al-Qur’an). Secara garis besar, Al-Qur’an mengandung 5 pokok ajaran dan kesemuanya tercermin pada ayat-ayat surat Al-Fatihah, sebagai berikut:
- Ketauhidan/keimanan (ayat 1-3)
- Janji dan ancaman atau hari kiamat (ayat 4)
- Ibadah : hubungan manusia dengan Allah (ayat 5)
- Hukum syariat, muamalat (hubungan kemasyarakatan) dan pedoman hidup yang lurus (ayat 6)
- Sejarah dan cerita umat jaman dahulu (ayat 7).
Keistimewaan Al-Qur’an. Kitab suci Al-Qur’an memiliki beberapa kelebihan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab suci lainnya.
- Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar Nabi Muhammad Saw, yang menunjukkan kebenaran atas kenabiannya dan tidak dapat ditandingi atau ditiru siapapun. (QS Al-Isra’: 88)
- Al-Qur’an memiliki uslub (susunan dan gaya bahasa) dan balaghah (sastra) yang mengagumkan.
- Isi ajarannya ditujukan kepada seluruh umat manusia di dunia. (QS As-Saba’: 28)
- Al-Qur’an memuliakan akal manusia dan menjadikan akal sebagai dasar dalam memahami isi kandungannya.
- Al-Qur’an anti rasialisme, menghapus sistem kelas / kasta, dan memandang semua manusia sama derajatnya, selain atas dasar ketakwaan.
- Kemurnian dan keaslian Al-Qur’an terjaga sampai hari kiamat.
- Ajaran Al-Qur’an sesuai dengan fitrah dan kodrat manusia
- Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup manusia yang lengkap.
Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup Manusia
Kitab suci Al-Qur’an merupakan pedoman, tuntunan, petunjuk dan pandangan hidup (weltanschauung) yang lurus bagi seluruh umat manusia.
Di dunia ini banyak pandangan hidup hasil pemikiran manusia, seperti Pancasila (pandangan hidup bangsa Indonesia), marxisme, liberalisme, materialisme, hedonisme dan lain-lain. Namun pedoman hidup Al-Qur’an jauh lebih unggul dan sempurna.
| No | Pedoman Hidup Al-Qur’an | Pedoman Hidup Ciptaan Manusia |
|---|---|---|
| 1 | Wahyu Allah yang bersifat mutlak kebenarannya | Ciptaan pikiran manusia yang bersifat relatif kebenarannya |
| 2 | Agar tercapai tujuan hidup (selamat dan bahagia) di dunia dan di akhirat | Agar tercapai tujuan hidup (sejahtera) di dunia saja. |
| 3 | Sasarannya untuk seluruh umat manusia / bangsa di dunia | Hanya cocok untuk bangsa / suku tertentu |
| 4 | Sesuai dengan situasi dan kondisi apa-pun dan dimanapun sampai kiamat. | Sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu saja. |
| 5 | Isinya lengkap dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia (kaffah, komprehensif) | Isinya tidak lengkap, hanya mencakup aspek kehidupan tertentu, misalnya bidang ekonomi (kapitalisme-marxisme) saja, atau mengejar kesenangan duniawi saja (hedonisme), atau bidang politik saja, dan sejenisnya. |
Tes Pemahaman
Uji pemahaman Anda tentang materi “Iman kepada Kitab-kitab Allah” dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)
Uji pemahaman mendalam Anda tentang materi “Iman kepada Kitab-kitab Allah” melalui pertanyaan-pertanyaan berikut:
Eksplorasi konten lain dari Pustaka Cerdas
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

TaraLindiLaudiyaAgustin
No.absen:30
Kelas:8G