Bahasa Indonesia Kelas 7

Teks Deskripsi, Cerita Fantasi, Teks Eksposisi, Puisi Rakyat (pantun, gurindam, syair), dan Teks Prosedur. Tiap bab berisi: penjelasan, ciri kebahasaan, contoh, soal HOTS + pembahasan, latihan tambahan.

Bahasa Indonesia Kelas 7 Semester 1 | Kurikulum Merdeka — Materi Lengkap + Soal HOTS

Bahasa Indonesia Kelas 7 — Semester 1 (Kurikulum Merdeka)

Kelompok materi: Teks Deskripsi, Cerita Fantasi, Teks Eksposisi, Puisi Rakyat (pantun, gurindam, syair), dan Teks Prosedur. Tiap bab berisi: penjelasan, ciri kebahasaan, contoh, soal HOTS + pembahasan, latihan tambahan.

1. Teks Deskripsi

Definisi: Teks deskripsi menggambarkan secara rinci sifat, bentuk, dan ciri suatu objek (orang, tempat, benda) sehingga pembaca mendapat gambaran jelas seolah melihat sendiri. Sama seperti materi matematika kelas 7 yang membutuhkan ketelitian, teks deskripsi juga memerlukan ketajaman pengamatan.

A. Ciri & Struktur

  • Tujuan: menggambarkan/menjelaskan karakteristik suatu objek.
  • Struktur: Identifikasi (opsional) → Deskripsi bagian (bagian demi bagian) → Kesimpulan/impresi (opsional).
  • Bahasa: kata sifat (adjektiva), frasa nominal, detail pancaindra, penggunaan kata keterangan tempat/waktu.

B. Contoh Teks Deskripsi (Pendek)

Judul: Taman Sekolah Aku
Taman sekolah kami terletak di sebelah barat lapangan. Rumputnya hijau rapi, dipenuhi bunga warna-warni—merah, kuning, dan ungu—yang mekar setiap pagi. Di tengah taman ada sebuah bangku kayu tua yang sering dipakai siswa membaca. Udara di sana selalu sejuk karena rindangnya pohon beringin. Taman ini menjadi tempat favorit saat istirahat.

C. Soal HOTS (Level C4–C5) & Pembahasan

  1. Soal (C4): Berdasarkan teks di atas, identifikasi tiga unsur penting yang membuat taman tersebut menjadi tempat favorit siswa. Jelaskan mengapa setiap unsur tersebut berkontribusi pada kenyamanan taman.
  2. Soal (C5): Setelah membaca teks di atas, usulkan dua perbaikan konkret agar taman sekolah menjadi lebih ramah lingkungan dan jelaskan alasan tiap saran.
Pembahasan contoh:
  1. Unsur penting: (a) Rumput hijau rapi dan bunga warna-warni — memberikan keindahan visual yang menenangkan; (b) Bangku kayu untuk membaca — menyediakan tempat duduk yang nyaman untuk aktivitas membaca; (c) Pohon beringin yang rindang — memberikan keteduhan dan udara sejuk sehingga nyaman untuk beraktivitas.
  2. Perbaikan: (1) Menambahkan tempat sampah terpilah (organik & non-organik) — alasan: mengurangi sampah bercampur sehingga mempermudah daur ulang dan mencegah sampah menumpuk yang merusak keindahan taman; (2) Menanam tanaman obat dan bunga lokal yang tahan kering — alasan: menambah keanekaragaman hayati, mengurangi kebutuhan air penyiraman, serta menjadi media pembelajaran keluarga besar sekolah tentang tanaman lokal.

Catatan untuk guru: dorong siswa memberi alasan berbasis bukti (efisiensi air, biaya perawatan, manfaat ekologi), bukan sekadar pendapat umum.

D. Latihan (Soal & Jawaban Singkat)

  1. Tulis 5 kata sifat yang cocok untuk mendeskripsikan sebuah perpustakaan sekolah.
  2. Perbaiki kalimat ini menjadi lebih deskriptif: “Bunga itu indah.”
Kunci singkat:
  1. Contoh kata sifat: tenang, rapi, sejuk, berdebu halus, nyaman.
  2. Contoh perbaikan: “Bunga mawar merah itu mekar penuh, beraroma kuat dan kelopaknya tebal.”

Tips Guru

Ajak siswa melakukan kegiatan observasi lapangan (taman/ruang kelas) lalu membuat teks deskripsi hasil observasi. Praktikkan peer review untuk memperbaiki deskripsi teman.

2. Teks Cerita Fantasi

Definisi: Cerita fantasi adalah karangan fiksi yang menggunakan unsur imajinatif, magis, atau dunia yang tidak nyata. Meskipun tidak nyata, cerita harus konsisten internal (aturan dunianya jelas). Materi ini melatih kreativitas siswa yang juga penting dalam pemecahan masalah matematika.

A. Ciri & Struktur

  • Unsur: tokoh, latar, alur, konflik, resolusi.
  • Ciri khas fantasi: makhluk imajinatif, sihir, objek ajaib, dunia alternatif.
  • Bahasa: penceritaan naratif, penggunaan kata kerja, dialog.

B. Contoh Cerita Fantasi (Pendek)

Judul: Senja di Atas Awan
Dinda menemukan tangga kecil yang menjulur dari pohon anyelir di belakang rumahnya. Tangga itu tak menuju ke dahan — melainkan ke awan. Dengan rasa penasaran, ia memanjat dan menemukan sebuah desa kecil yang terapung. Penduduknya menyapa dengan bahasa bintang, dan setiap senja mereka menenun cahaya menjadi kain. Dinda harus memecahkan teka-teki penenun agar boleh pulang: menjahit sepotong rindu dengan jarum dari bulan. Kisahnya berakhir ketika Dinda menyadari bahwa rindu adalah nama lain dari keberanian.

C. Soal HOTS & Pembahasan

  1. Soal (C4): Identifikasi tiga unsur fantasi dalam cerita di atas dan jelaskan bagaimana setiap unsur tersebut berkontribusi pada alur cerita.
  2. Soal (C5): Analisis peran simbol tangga dan awan dalam cerita di atas. Jelaskan dua kemungkinan makna simbolisnya dan dukung jawabanmu dengan bukti teks.
Pembahasan contoh:
  1. Unsur fantasi: (a) Tangga menuju awan — memungkinkan Dinda mencapai dunia fantasi dan memulai petualangan; (b) Bahasa bintang — menciptakan keunikan dunia fantasi dan menjadi tantangan bagi Dinda untuk berkomunikasi; (c) Menenun cahaya menjadi kain — menunjukkan keajaiban dunia fantasi dan menjadi kunci konflik cerita (teka-teki yang harus dipecahkan Dinda).
  2. Makna simbolik: (a) Tangga: (i) jalan menuju pengalaman dewasa (inisiatif/pertumbuhan); bukti: Dinda memanjat karena rasa penasaran & mendapat tugas menenun rindu → proses belajar; (ii) jembatan antara dunia nyata dan imajinasi; bukti: tangga menghubungkan halaman belakang rumah dengan desa di awan. (b) Awan: (i) simbol ketidakterbatasan imajinasi; bukti: desa terapung di awan menunjukkan tempat yang tidak terikat hukum fisika biasa; (ii) simbol transisi atau perubahan; bukti: Dinda mengalami perubahan karakter setelah kembali dari dunia awan.

Catatan guru: minta siswa menulis analisis mereka dengan memberikan kutipan langsung dari teks sebagai bukti.

D. Latihan

  1. Tentukan tokoh utama, konflik, dan latar dari contoh cerita di atas.
  2. Tulis paragraf dialog singkat (4–6 baris) antara Dinda dan seorang penenun yang menjelaskan “cara menenun rindu”.
Kunci ringkas:
  1. Tokoh utama: Dinda; Konflik: rindu/kerinduan dan tugas menenun; Latar: desa di awan, pohon anyelir.
  2. Contoh dialog singkat dapat bervariasi; fokus pada unsur magis dan petunjuk simbolik.

Tips Guru

Buatlah peta karakter untuk membantu siswa mengidentifikasi perkembangan tokoh utama. Ajak siswa membuat dunia fantasi mereka sendiri dengan aturan yang konsisten.

3. Teks Eksposisi

Definisi: Teks eksposisi bertujuan menjelaskan atau memberi informasi tentang suatu gagasan, isu, atau fenomena secara logis dan sistematis untuk meyakinkan pembaca. Kemampuan menulis eksposisi juga penting untuk menjelaskan konsep matematika dengan baik.

A. Ciri & Struktur

  • Tujuan: menyampaikan informasi/pendapat yang logis.
  • Struktur umum: Pernyataan pendapat (tesis) → Argumen/penjelasan (sering berisi fakta dan data) → Penegasan ulang/penutup.
  • Bahasa: kalimat faktual, konjungsi sebab-akibat, kata penghubung logis, istilah teknis bila perlu.

B. Contoh Teks Eksposisi (Pendek)

Judul: Manfaat Membaca Buku di Era Digital
Di era digital, membaca buku tetap penting. Pertama, membaca meningkatkan kemampuan berpikir kritis; penelitian menunjukkan bahwa pembaca reguler cenderung memiliki fokus yang lebih baik. Kedua, buku memberikan informasi mendalam yang seringkali tidak tersedia melalui ringkasan digital. Oleh karena itu, sekolah perlu mendorong kebiasaan membaca melalui program perpustakaan yang menarik.

C. Soal HOTS & Pembahasan

  1. Soal (C4): Identifikasi struktur teks eksposisi pada contoh di atas dengan menunjukkan bagian tesis, argumen, dan penegasan ulang.
  2. Soal (C5): Evaluasi argumen dalam teks contoh: seberapa kuat bukti yang disajikan penulis untuk klaim bahwa membaca meningkatkan berpikir kritis? Nyatakan kelemahan dan beri satu saran bukti tambahan yang bisa memperkuat klaim tersebut.
Pembahasan contoh:
  1. Struktur teks: (a) Tesis: “Di era digital, membaca buku tetap penting”; (b) Argumen: (i) membaca meningkatkan kemampuan berpikir kritis; (ii) buku memberikan informasi mendalam; (c) Penegasan ulang: “Oleh karena itu, sekolah perlu mendorong kebiasaan membaca melalui program perpustakaan yang menarik”.
  2. Evaluasi argumen: Kekuatan bukti: teks menyebut “penelitian” tapi tidak merujuk sumber spesifik → kelemahan: kurang referensi konkret atau data. Saran bukti: sertakan studi empiris (judul penelitian, tahun, hasil kuantitatif) atau statistik perbandingan antara kelompok pembaca rutin dan non-pembaca.

D. Latihan

  1. Tentukan kalimat tesis dari teks contoh.
  2. Berikan dua fakta tambahan (nyata atau fiktifikasi pendidikan) yang dapat memperkuat paragraf kedua.
Kunci:
  1. Tesis: “Di era digital, membaca buku tetap penting.”
  2. Contoh fakta tambahan: (a) Data survei menunjukkan X% siswa membaca buku lebih dari 5 jam per minggu memiliki rata-rata nilai lebih tinggi; (b) studi neuropsikologi menunjukkan membaca panjang meningkatkan kemampuan pemahaman kompleks.

Tips Guru

Ajak siswa menganalisis artikel berita atau opini di media massa untuk mengidentifikasi struktur eksposisi. Diskusikan bagaimana argumen yang kuat dibangun.

4. Puisi Rakyat: Pantun, Gurindam, Syair

Definisi singkat: Puisi rakyat adalah jenis puisi tradisional yang lahir dari budaya lisan masyarakat. Di antaranya: pantun (empat baris, rima a-b-a-b), gurindam (dua baris per bait, biasanya berisi nasihat), dan syair (empat baris berima a-a-a-a, berisi cerita atau nasihat). Memahami puisi rakyat dapat membantu siswa mengapresiasi aspek budaya dalam pembelajaran matematika yang juga memiliki akar budaya.

A. Ciri & Bentuk

Jenis Puisi Ciri Khas Fungsi Sosial
Pantun 4 baris, sampiran (baris 1–2) dan isi (baris 3–4), rima a-b-a-b Hiburan, komunikasi tak langsung, upacara
Gurindam 2 baris per bait, berisi hikmah/petuah, bahasa singkat padat Pendidikan moral, nasihat kehidupan
Syair 4 baris per bait, setiap akhir baris bersajak sama (a-a-a-a), bersifat naratif atau nasihat Penceritaan, penyampaian ajaran agama

B. Contoh & Analisis

Pantun:
Berlayar jauh mencari mutiara, (a)
Ombak berdebur di siang hari. (b)
Jika ingin hati selalu bersinar, (a)
Jaga selalu akhlak setiap hari. (b)
Gurindam:
Barang siapa mengenal dirinya, (1)
Ia takkan sesat di jalan hidupnya. (2)
Syair (bait contoh):
Di tepian sungai kupandang jauh, (a)
Hati terpesona memikir rindu, (a)
Malam berbisik membawa pilu, (a)
Kenangan lama takkan pernah pudar itu. (a)

C. Soal HOTS & Pembahasan

  1. Soal (C4): Bandingkan struktur dan fungsi sosial antara pantun dan gurindam berdasarkan contoh yang diberikan. Jelaskan minimal dua perbedaan utama.
  2. Soal (C5): Analisis nilai-nilai budaya yang terkandung dalam contoh pantun di atas. Jelaskan bagaimana nilai-nilai tersebut relevan dengan kehidupan modern saat ini.
Pembahasan contoh:
  1. Perbedaan pantun dan gurindam: (a) Struktur: pantun memiliki 4 baris dengan pembagian sampiran dan isi, sedangkan gurindam hanya 2 baris per bait; (b) Fungsi sosial: pantun sering digunakan sebagai hiburan dan komunikasi tak langsung (misal dalam percintaan atau upacara), sedangkan gurindam berfungsi sebagai alat pendidikan moral dan penyampaian nasihat kehidupan secara langsung.
  2. Nilai budaya dalam pantun: (a) Nilai ketekunan dan usaha: “Berlayar jauh mencari mutiara” mengajarkan tentang pentingnya berusaha keras untuk mencapai tujuan; (b) Nilai moral dan akhlak: “Jika ingin hati selalu bersinar, Jaga selalu akhlak setiap hari” menekankan pentingnya menjaga akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini relevan di era modern karena: (i) dalam dunia yang kompetitif, ketekunan tetap menjadi kunci sukses; (ii) di tengah perubahan sosial yang cepat, menjaga akhlak dan moral menjadi penyeimbang kehidupan.

D. Latihan

  1. Tentukan sampiran dan isi dari contoh pantun di atas.
  2. Buatlah satu gurindam tentang pentingnya belajar.
Kunci singkat:
  1. Sampiran: baris 1–2; Isi: baris 3–4.
  2. Contoh gurindam: “Belajar rajin tiap pagi/ Ilmu gemilang jadi bekal sejati.”

Tips Guru

Adakan lomba baca puisi atau cipta pantun untuk meningkatkan minat siswa. Hubungkan dengan konteks lokal dengan mengajak siswa mengumpulkan pantun atau gurindam dari daerah masing-masing.

5. Teks Prosedur

Definisi: Teks prosedur berisi langkah-langkah tertulis untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya resep, tata cara, atau panduan membuat sesuatu. Kemampuan memahami dan membuat teks prosedur juga penting dalam pemecahan masalah matematika yang seringkali memerlukan langkah-langkah sistematis.

A. Ciri & Struktur

  • Tujuan: memberi petunjuk/pengetahuan langkah demi langkah.
  • Struktur: Judul → Tujuan → Bahan/Alat (opsional) → Langkah-langkah (urutan jelas) → Penutup/hasil.
  • Bahasa: imperatif (kata kerja perintah), kata urut (pertama, kemudian, selanjutnya), kalimat singkat jelas.

B. Contoh Teks Prosedur (Resep Sederhana)

Judul: Membuat Roti Tawar Sederhana
Bahan: 500 g tepung terigu, 300 ml air hangat, 7 g ragi instan, 50 g gula, 10 g garam, 30 g mentega.
Langkah:
1. Larutkan ragi dan sedikit gula ke dalam air hangat, diamkan 5 menit sampai berbuih.
2. Campur tepung, gula, dan garam dalam wadah besar. Tambahkan larutan ragi, uleni sampai kalis, lalu masukkan mentega. Uleni kembali 10 menit.
3. Diamkan adonan 1 jam atau sampai mengembang dua kali lipat.
4. Kempiskan adonan, bentuk, dan masukkan ke loyang. Diamkan 30 menit.
5. Panggang pada suhu 180°C selama 30–35 menit sampai matang.

C. Soal HOTS & Pembahasan

  1. Soal (C4): Identifikasi semua kata kerja imperatif dalam resep roti di atas dan jelaskan fungsinya dalam teks prosedur.
  2. Soal (C5): Analisis kemungkinan kegagalan pada langkah fermentasi roti jika air terlalu panas. Jelaskan dampak dan cara memperbaikinya.
Pembahasan:
  1. Kata kerja imperatif: (a) Larutkan — memulai proses dengan mencampurkan ragi dan gula ke air; (b) Campur — menggabungkan bahan kering; (c) Tambahkan — memasukkan bahan cair ke bahan kering; (d) Uleni — membentuk adonan dengan tangan; (e) Diamkan — memberi waktu untuk proses fermentasi; (f) Kempiskan — mengeluarkan udara dari adonan; (g) Bentuk — memberi bentuk pada adonan; (h) Panggang — memasak adonan dengan oven. Fungsi kata kerja imperatif: memberikan perintah atau instruksi yang jelas kepada pembaca agar dapat mengikuti langkah-langkah dengan tepat.
  2. Analisis kegagalan: Air terlalu panas dapat membunuh ragi → adonan tidak mengembang → roti menjadi padat dan keras. Dampak: tekstur roti tidak sesuai harapan, rasanya tidak enak, dan waktu serta bahan terbuang percuma. Cara memperbaiki: (a) Gunakan termometer untuk memastikan suhu air ideal (35–40°C); (b) Jika tidak ada termometer, uji dengan tangan (air harus terasa hangat, tidak panas); (c) Jika ragi sudah mati (tidak berbuih setelah 5 menit), mulai ulang dengan ragi baru.

D. Latihan

  1. Buatlah teks prosedur singkat (6–8 langkah) tentang “Cara membuat alat penangkap air hujan sederhana” untuk tugas proyek lingkungan.
  2. Modifikasi resep roti di atas dengan menambahkan satu bahan tambahan (misal: coklat, keju, atau buah kering) dan jelaskan perubahan langkah yang diperlukan.
Contoh jawaban singkat: (a) Daftar langkah untuk alat penangkap air hujan; (b) Penambahan bahan dan penyesuaian langkah dalam resep roti.

Tips Guru

Ajak siswa untuk mempraktikkan langsuk membuat sesuatu berdasarkan teks prosedur yang mereka buat. Ini akan membantu mereka memahami pentingnya instruksi yang jelas dan urutan langkah yang tepat.

FAQ — Pertanyaan Singkat

Deskripsi bertujuan menggambarkan (memberi gambaran pancaindra), sedangkan eksposisi bertujuan menjelaskan atau meyakinkan dengan argumen/fakta. Deskripsi berfokus pada detail sensorik, sementara eksposisi berfokus pada logika dan bukti.

Soal HOTS menuntut keterampilan analisis, evaluasi, dan kreasi: menganalisis simbol, mengevaluasi motif tokoh, mensintesis akhir cerita alternatif, atau menciptakan teks baru yang mempertahankan tema. Penilaian berfokus pada kemampuan siswa memberikan justifikasi berdasarkan bukti teks.

Teks prosedur yang baik memiliki: (1) langkah-langkah yang jelas dan terurut; (2) penggunaan kata imperatif yang tepat; (3) penyertaan bahan/alat yang diperlukan; (4) hasil akhir yang terukur; dan (5) kemudahan diikuti oleh pembaca tanpa ambigu.

Mengajarkan puisi rakyat dapat menarik dengan: (1) menghubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa; (2) menggunakan media audio/video untuk menampilkan performa puisi; (3) mengadakan lomba cipta/puisi; (4) mengaitkan dengan budaya lokal; dan (5) mengajak siswa menemukan puisi rakyat di lingkungannya.


Eksplorasi konten lain dari Pustaka Cerdas

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

AI Cerdas
AI Cerdas

Bijaklah Menggunakan Saya

Articles: 9

Tinggalkan Balasan